Banyak pertanyaan dari pasangan suami istri yang sedang dalam kehamilan,
tentang apakah berhubungan sex selama kehamilan mengganggu kehamilan ?
Fakta bahwa Seks selama kehamilan adalah aman.
Seorang tenaga medis seharusnya menjadi Health Educator,
yang harus memahami tentang masalah kesehatan, antara lain pengetahuan
akan masa transisi dari masa remaja/dewasa menjadi orang tua. Dalam masa
transisi ini seseorang tidak boleh kehilangan kebutuhan akan intimasi
dan seksualitas.Selama kehamilan banyak terjadi perubahan fisik dan
emosional terhadap keinginan seksual.Hal ini yang menjadi permasalahan,
seringkali tenaga kesehatan maupun pasien merasa tidak nyaman dan tabu
membicarakan hal tersebut. Namun kenyataannya bila digali ternyata
pasien mempunyai banyak pertanyaan tentang seksualitas.
Permasalahan pada tenaga medis adalah:
• Merasa tidak nyaman mendiskusikan masalah seksual
• Tidak merasa bahwa diskusi masalah seksual berhubungan dengan kesehatan ibu hamil dan pasangannnya.
Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi dorongan seksual
• Kelelahan
• Morning sickness (mual dan muntah)
• Perut membesar
• Ketegangan pada alat genitalia
• Payudara tegang
• Perdarahan
Faktor-faktor emosional yang mempengaruhi dorongan seksual :
1. Takut keguguran (bayi terluka ??)
2. Takut orgasme
3. Takut infeksi
Tinjauan literatur;
Hart,(1961), melaporkan 219 ibu hamil yang melahirkan normal mendapatkan :
1. Adanya penurunan libido,frekuensi koitus,orgasme dan lain-lain selama hamil dan nifas
2. Dyspareunia lebih dari 50% pada ibu hamil pada trimester 3
3. Frekuensi sex oral/anal/masturbasi tidak berubah
4. Inisiasi sex meningkat sesuai umur kehamilan dibandingkan dengan sebelum hamil
5. Posisi yang paling sering adalah side by –side positions
Ganem (1992) menjelaskan seksualitas pada kehamilan dibagi dalam 4 fase.
FASE I : masa konsepsi – 12 minggu
1. penurunan keinginan ok mual,muntah,lelah.
2. takut akan terjadi abortus
3. boleh melakukan hubungan seks sepanjang tidak ada riwayat perdarahan / komplikasi pada umur kehamilan yang sama sebelumnya
FASE II : pada umur kehamilan 12 – 32 minggu
1.
Disebut masa khusus(spesial time) Wanita telah beradaptasi dengan
perubahan tubuhnya,dan pria sangat mendambakan segera menjadi orang tua.
2. Wanita mulai menginginkan hubungan sex.
3. Adanya gerakan bayi.
4. Adanya sekresi vagina menghilangkan dyspaurenia.
5. Karena Kehamilan, merubah posisi seks ada wanita orgasme karena hamil.
6. Pria merasakan penurunan libido oleh karena “making love with mother not with women”
7. Masa paling ideal untuk berhubungan seksual.
FASE III : umur kehamilan 32 – 36 minggu.
1. Pada masa ini wanita hamil lebih banyak cemas.
2. Fetus makin besar sehingga ada rasa tidak nyaman dipanggul,nyeri divagina, pubis dan lain-lain yang menurunkan libido.
3. Pada masa ini intimasi tidak harus berhenti, bisa dengan berciuman( kissing),berpelukan ( hugging), mengusap atau memijat.
FASE IV : umur kehamilan > 36 minggu
1.
Masa yang sangat sensitif, kelahiran akan segera tiba,wanita akan
berkonsentrasi pada proses ini fetus semakin besar dan berat, ibu merasa
semakin capek dan takut libido akan menurun.
2. Kongesti pelvikpostcoital pain hilang dalam waktu 48-72 jam,
3.
Ada kesulitan posisi, dimana pria merasakan penetrasi yang
terbatas.Bisa diatasi dengan merubah posisi : rear entry positions /
side by side positions.
4. Coitus mencegah kehamilan lewat waktu, Semen mengandung PG, bisa diikuti dengan masage putting susu.
Apakah hubungan seks dapat mencetuskan persalinan ?
Orgasme dan semen dapat mencetuskan kontraksi terutama pada trimester ke 3
Pada wanita yang mempunyai riwayat Penyakit PPI, hindari hubungan sexual/ orgasme/manipulasi putting susu, atau gunakan kondom
Pertanyaannya adalah Bagaimana Posisi yang baik selama kehamilan ?
Beberapa posisi yang baik dianjurkan untuk kehamilan adalah :
• Women on top (she goes up)
• Side ways (down side)
• Spooning (man behind women, rear entry)
• Rear entry (dog style)
• Edge of the bed
Beberapa variasi yang bisa dicoba :
• Sitting Position
• Hands and knees position
• Side lying, knee pull up position
Hindari posisi Wanita dalam keadaan terlentang oleh karena dapat menyebab Maternal hypotension syndrome.
Women on Top.
Keuntungan :
• Kendali pada wanita
• Rangsang klitoris lebih baik
• Daya penetrasi bisa diatur
Kerugian :
• Kurang nyaman bagi pria – penetrasi tidak maksimal
• Kurang mesra – kontak tubuh kurang
SPOONING (tempel sendok).
Keuntungan :
• Kontak fisik banyak
• Penetrasi baik dan perlahan
• Nyaman bagi yang bermasalah dengan sendi panggul
Kerugian :
• Daya ungkit kurang
• Kurang bebas bergerak
Side by side.
Keuntungan :
• Kontak fisik lebih banyak
• Nyaman atasi masalah panggul
• Penetrasi kurang
Kerugian :
• Daya dorong kurang
• Kurang bebas
Rear Entry (Dog Style ).
Keuntungan :
• Paling banyak disukai
• Rangsang G-Spot paling baik
• Daya penetrasi tinggi
Kerugian :
• Nyeri lutut
• Kurang mesra – tidak berhadapan
Edge of the bed .
Keuntungan :
• Wanita lebih relaks, nyaman
• Hindari rasa lelah
Kerugian :
• Pria lebih aktif – kontrol kurang
• Terbentur sisi tempat tidur – perlu bantal penyangga
Beberapa petunjuk aman untuk berhubungan seksual :
a. Penetrasi penis yang dalam tidak boleh membuat ibu tidak nyaman.
b. Tidak diperbolehkan untuk vaginal douching
c. Pengertian dan empati
d. Hindari bila ada Pecah ketuban,perdarahan,atau kontraksi rahim.
e. Pada HIV gunakankondom
f. Bila gemelli (kehamilan kembar) jangan lakukan pada trimester III.
Sex dan kehamilan beresiko :
Keputusan untuk melakukan hubungan seks pada kehamilan tergantung dari :
1. kehamilan berisiko atau tidak/jenisnya
2. kesehatan ibu dan janin
3. kebutuhan untuk bed rest
4. tipe aktifitas seksual yang biasa /diinginkan
Kehamilan berisiko yang tidak disarankan untuk melakukan hubungan seks :
1. KPD (Ketuban pecah Dini)
2. Riwayat penyakit infeksi
3. Perdarahan selama kehamilan atau ada riwayat perdarahan selama hamil
4. Plasenta previa
5. Infeksi pada kemaluan.
Hubungan Seksual Khusus pada pasangan .
Bagaimana
Bila pasangan pada masa pasca persalinan (Postpartum), kapan idealnya
hubungan seksual dilakukan : Post partum ibu nifas masih merasakan :
Capek,tidak nyaman,lubrikasi vagina kurang,lokia, emosional belum stabil
dan lain-lain, oleh karena itu sebaiknya boleh dilakukan : 4- 6 minggu
setelah bayi lahir. Semua praktek seksual boleh saja dilakukan asalkan
tidak membahayakan kehamilan dan janin nya, Perlu pengertian antar
pasangan agar mendapat kenikmatan bersama (mutual pleasuring). Anal
intercourse sebaiknya tidak dilakukan .Bila ingin dilakukan sebaiknya
gentleness,gunakan sterile lubricant dan sebaiknya tidak ada menderita
hemoroid. Menggunakan alat2 tidak direkomendasikan oleh karena risiko
infeksi.
ARTIKEL KEBIDANAN
Rabu, 05 Juni 2013
Mungkin tak banyak yang dapat membayangkan bahwa dalam penerbangan jarak
jauh, seorang ibu hamil berisiko mengalami komplikasi persalinan yang
mengancam keselamatan. Pada era modern, aktivitas bisnis dan tugas yang
menyangkut hajat hidup orang banyak semakin kompleks, membuat
penerbangan lintas negara tidak selalu dapat dihindari, meskipun untuk
ibu yang sedang hamil. Pada¬hal, kondisi tersebut menyangkut masalah
serius pelayanan emergensi, imunisasi, dan penyakit pandemik dalam
kesehatan perjalanan.
The American College of Obstetrics and Gynecology menyarankan waktu bepergian paling aman adalah pada usia kehamilan 18 - 24 minggu, mengingat efek minimal oksigenasi janin yang menguntungkan. Penerbangan domestik mengizinkan ibu hamil 36 minggu, tetapi penerbangan internasional membatasi pada usia kehamilan 32-35 minggu sehingga memerlukan dokumen taksiran persalinan. Untuk waktu penerbangan yang kurang dari empat jam, ibu dengan kehamilan tunggal tanpa komplikasi diizinkan terbang pada minggu ke-36 sampai ke-38. Namun, ibu dengan kehamilan ganda tidak diizinkan terbang setelah masa gestasi lebih 32 minggu, karena tidak tersedia bidan dan pelayanan intensif pediatrik.
Banyak perusahaan menolak menerbangkan ibu hamil dengan masa gestasi di atas 36 minggu atau dengan riwayat persalinan prematur dan bekuan darah vena tungkai. Tampaknya, setiap perusahaan penerbangan mempunyai kebijakan tersendiri terhadap ibu hamil sehingga perlu ditanyakan, karena ada yang mensyaratkan pengisian formulir medis lengkap. Ibu hamil yang sehat dapat bepergian dengan tetap memperhatikan upaya keselamatan umum.
Sebelum memutuskan untuk bepergian, seorang ibu hamil disarankan berkonsultasi dengan patugas kesehatan. Kerjasama ahli kesehatan perjalanan dan dokter kandungan akan memperbesar manfaat upaya pencegahan dan memperkecil risiko yang tidak diinginkan. Rencana hamil dan bepergian internasional perlu pertimbangan imunisasi pre-konsepsional untuk mencegah penyakit pada janin. Ibu hamil yang mengidap penyakit serius sebaiknya tidak berkunjung ke negara berkembang. Izin terbang ibu hamil juga perlu pertimbangan riwayat jumlah bayi dan usia kehamilan. Berbagai penyakit di negara berkembang seperti deman tifoid, malaria, dan tuberkulosis perlu dipertimbangkan.
Keputusan berpergian perlu mempertimbangkan sejumlah isu, seperti kepastian kehamilan intrauteri. Kehamilan ektopik harus diakhiri sebelum perjalanan. Asuransi kesehatan hendaknya mencakup pembiayaan di luar negeri dan fasilitas pelayanan kesehatan di tempat tujuan mampu menangani komplikasi persalinan yang mungkin terjadi. Sebelum bepergian, pertimbangkan skrining darah HIV, hepatitis B, dan kemungkinan Rh-negatif untuk pertimbangan profilaksis produk plasma anti-D immune globulin pada 28 minggu gestasi. Apabila bayi Rh positif, tindakan tersebut diulangi setelah melahirkan.
Ketinggian mempengaruhi tekanan dan volume gas yang terperangkap di rongga tubuh serta kesulitan penyesuaian tekanan telinga tengah dan rongga sinus akibat hiperplasia jaringan selama kehamilan. Pada kehamilan lanjut, ketinggian menyebabkan ekspansi gas intestinal yang diproduksi makanan sebelum penerbangan. Turbulasi udara yang tidak terduga meningkatkan risiko cedera yang dapat dicegah dengan penggunaan seat belt.
Pada penerbangan jauh, ibu hamil disarankan minum teratur, mengingat kelembaban udara kabin yang hanya sekitar delapan persen memperbesar risiko penguapan. Saran lain meliputi profilaktik, mobilisasi, latihan tungkai, dan penggunaan asam acetilsalisilat serta stoking kompresi pada trimester pertama. Gang antar tempat duduk memberi jarak terluas dan nyaman, sementara tempat duduk sepanjang sayap di tengah memberikan getaran paling halus. Posisi statis yang tidak bergerak dalam waktu yang lama berisiko edema ekstrimitas, thrombophlebitis, serta trombosis vena dalam dan kehamilan memperbedar risiko tersebut akibat obstruksi vena kava oleh kompresi uterus.
Ibu hamil disarankan berjalan atau melakukan pleksi dan ekstensi tungkai dengan ikat pinggang pengaman yang selalu terpasang di pelviks untuk mencegah phlebitis. Ibu hamil juga perlu cukup minum, karena dehidrasi dapat menurunkan aliran darah ke plasenta dan hemokonsentrasi dapat meningkatkan risiko trombosis. Aklimisasi bertanggung jawab pada suplai oksigen janin sehingga semua ibu hamil sebaiknya menghindari ketinggian lebih dari 3,658 meter (12,000 feet) dan untuk kehamilan lanjut lebih tinggi dari 2,500 meter (8,200 feet).
Penderita anemia berat, penyakit sickle-cell, atau ancaman thrombophlebitis merupakan kantraindikasi relatif untuk terbang. Namun, ibu hamil dengan plasenta abnormal atau berisiko kehamilan prematur sebaiknya menghindari penerbangan. Meskipun bukti empiris belum jelas, keamanan pajanan radiasi untuk ibu hamil di bandara ternyata sangat minim, sehingga disarankan ibu hamil minta izin untuk tidak terpajan radiasi mesin sekuriti bandara. Banyak sekali yang perlu diketahui oleh para ibu hamil yang merencakan penerbangan yang tidak selalu dapat ditunda atau dihindari, tetapi tidak banyak informasi kompeten yang dapat disampaikan.
The American College of Obstetrics and Gynecology menyarankan waktu bepergian paling aman adalah pada usia kehamilan 18 - 24 minggu, mengingat efek minimal oksigenasi janin yang menguntungkan. Penerbangan domestik mengizinkan ibu hamil 36 minggu, tetapi penerbangan internasional membatasi pada usia kehamilan 32-35 minggu sehingga memerlukan dokumen taksiran persalinan. Untuk waktu penerbangan yang kurang dari empat jam, ibu dengan kehamilan tunggal tanpa komplikasi diizinkan terbang pada minggu ke-36 sampai ke-38. Namun, ibu dengan kehamilan ganda tidak diizinkan terbang setelah masa gestasi lebih 32 minggu, karena tidak tersedia bidan dan pelayanan intensif pediatrik.
Banyak perusahaan menolak menerbangkan ibu hamil dengan masa gestasi di atas 36 minggu atau dengan riwayat persalinan prematur dan bekuan darah vena tungkai. Tampaknya, setiap perusahaan penerbangan mempunyai kebijakan tersendiri terhadap ibu hamil sehingga perlu ditanyakan, karena ada yang mensyaratkan pengisian formulir medis lengkap. Ibu hamil yang sehat dapat bepergian dengan tetap memperhatikan upaya keselamatan umum.
Sebelum memutuskan untuk bepergian, seorang ibu hamil disarankan berkonsultasi dengan patugas kesehatan. Kerjasama ahli kesehatan perjalanan dan dokter kandungan akan memperbesar manfaat upaya pencegahan dan memperkecil risiko yang tidak diinginkan. Rencana hamil dan bepergian internasional perlu pertimbangan imunisasi pre-konsepsional untuk mencegah penyakit pada janin. Ibu hamil yang mengidap penyakit serius sebaiknya tidak berkunjung ke negara berkembang. Izin terbang ibu hamil juga perlu pertimbangan riwayat jumlah bayi dan usia kehamilan. Berbagai penyakit di negara berkembang seperti deman tifoid, malaria, dan tuberkulosis perlu dipertimbangkan.
Keputusan berpergian perlu mempertimbangkan sejumlah isu, seperti kepastian kehamilan intrauteri. Kehamilan ektopik harus diakhiri sebelum perjalanan. Asuransi kesehatan hendaknya mencakup pembiayaan di luar negeri dan fasilitas pelayanan kesehatan di tempat tujuan mampu menangani komplikasi persalinan yang mungkin terjadi. Sebelum bepergian, pertimbangkan skrining darah HIV, hepatitis B, dan kemungkinan Rh-negatif untuk pertimbangan profilaksis produk plasma anti-D immune globulin pada 28 minggu gestasi. Apabila bayi Rh positif, tindakan tersebut diulangi setelah melahirkan.
Ketinggian mempengaruhi tekanan dan volume gas yang terperangkap di rongga tubuh serta kesulitan penyesuaian tekanan telinga tengah dan rongga sinus akibat hiperplasia jaringan selama kehamilan. Pada kehamilan lanjut, ketinggian menyebabkan ekspansi gas intestinal yang diproduksi makanan sebelum penerbangan. Turbulasi udara yang tidak terduga meningkatkan risiko cedera yang dapat dicegah dengan penggunaan seat belt.
Pada penerbangan jauh, ibu hamil disarankan minum teratur, mengingat kelembaban udara kabin yang hanya sekitar delapan persen memperbesar risiko penguapan. Saran lain meliputi profilaktik, mobilisasi, latihan tungkai, dan penggunaan asam acetilsalisilat serta stoking kompresi pada trimester pertama. Gang antar tempat duduk memberi jarak terluas dan nyaman, sementara tempat duduk sepanjang sayap di tengah memberikan getaran paling halus. Posisi statis yang tidak bergerak dalam waktu yang lama berisiko edema ekstrimitas, thrombophlebitis, serta trombosis vena dalam dan kehamilan memperbedar risiko tersebut akibat obstruksi vena kava oleh kompresi uterus.
Ibu hamil disarankan berjalan atau melakukan pleksi dan ekstensi tungkai dengan ikat pinggang pengaman yang selalu terpasang di pelviks untuk mencegah phlebitis. Ibu hamil juga perlu cukup minum, karena dehidrasi dapat menurunkan aliran darah ke plasenta dan hemokonsentrasi dapat meningkatkan risiko trombosis. Aklimisasi bertanggung jawab pada suplai oksigen janin sehingga semua ibu hamil sebaiknya menghindari ketinggian lebih dari 3,658 meter (12,000 feet) dan untuk kehamilan lanjut lebih tinggi dari 2,500 meter (8,200 feet).
Penderita anemia berat, penyakit sickle-cell, atau ancaman thrombophlebitis merupakan kantraindikasi relatif untuk terbang. Namun, ibu hamil dengan plasenta abnormal atau berisiko kehamilan prematur sebaiknya menghindari penerbangan. Meskipun bukti empiris belum jelas, keamanan pajanan radiasi untuk ibu hamil di bandara ternyata sangat minim, sehingga disarankan ibu hamil minta izin untuk tidak terpajan radiasi mesin sekuriti bandara. Banyak sekali yang perlu diketahui oleh para ibu hamil yang merencakan penerbangan yang tidak selalu dapat ditunda atau dihindari, tetapi tidak banyak informasi kompeten yang dapat disampaikan.
PERBEDAAN CAIRAN KETUBAN DAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL
Halo bunda yang sedang menikmati kehamilan..
Keluarnya cairan dari jalan lahir biasanya menimbulkan kekhawatiran pada ibu hamil. Rasa cemas yang melanda memaksa ibu untuk cepat-cepat ke toilet untuk mengecek cairan apa yang keluar tadi, apakah urin, keputihan,atau cairan ketuban, dan yang paling horror adalah kalau cairan yang keluar berwarna kecoklatan sampai merah segar alias flek dan darah.
Untuk memastikan apakah cairan yang keluar dari vagina itu cairan ketuban atau bukan, harus dilakukan pemeriksaan dalam dan dilakukan test dengan kertas lakmus. Jika cairan tersebut menyebabkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru maka cairan tersebut adalah cairan ketuban karena pH cairan ketuban adalah basa, sedangkan jika kertas lakmus merah tetap merah (tidak berubah warna), maka cairan tersebut bisa saja urin ataulendir vagina
Pemeriksaan untuk memastikan keluarnya air ketuban dengan berbagai cara, yaitu:
1. Dengan lakmus
2. Makroskopis: bau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa bercampur mekonaeum
3. Mikroskopis: lanugo dan rambut
4. Laboratorium: kadar urea (ureum) rendah dibanding dengan air kemih.
Keputihan yang tidak normal/Keputihan patologi dapat beresiko infeksi pada kehamilan, dengan ciri-ciri cairan keputihan tersebut berbau, berwarna hijau, kuning atau putih susu seperti keju , gatal bahkan terasa panas pada kulit daerah genital.
Keluarnya cairan dari jalan lahir biasanya menimbulkan kekhawatiran pada ibu hamil. Rasa cemas yang melanda memaksa ibu untuk cepat-cepat ke toilet untuk mengecek cairan apa yang keluar tadi, apakah urin, keputihan,atau cairan ketuban, dan yang paling horror adalah kalau cairan yang keluar berwarna kecoklatan sampai merah segar alias flek dan darah.
Ciri-ciri air ketuban
Cairan ketuban itu normalnya tidak berwarna
(bening) atau berwarna agak putih keruh seperti air cucian beras, berbau
khas. Yang ibu rasakan ada semacam cairan yang merembes keluar dari
vagina. Keluarnya cairan tersebut tidak terasa dan tidak dapat ditahan
oleh ibu hamil. Bahkan sampai mengalir ke paha, ada yang disertai
kontraksi rahim dan ada yang tidak. Untuk memastikan apakah cairan yang keluar dari vagina itu cairan ketuban atau bukan, harus dilakukan pemeriksaan dalam dan dilakukan test dengan kertas lakmus. Jika cairan tersebut menyebabkan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru maka cairan tersebut adalah cairan ketuban karena pH cairan ketuban adalah basa, sedangkan jika kertas lakmus merah tetap merah (tidak berubah warna), maka cairan tersebut bisa saja urin ataulendir vagina
Pemeriksaan untuk memastikan keluarnya air ketuban dengan berbagai cara, yaitu:
1. Dengan lakmus
2. Makroskopis: bau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa bercampur mekonaeum
3. Mikroskopis: lanugo dan rambut
4. Laboratorium: kadar urea (ureum) rendah dibanding dengan air kemih.
Ciri-ciri keputihan
Umumnya, keputihan yang normal pada masa
kehamilan bertekstur encer dan ada juga yang kental, berwarna putih agak
bening campur putih seperti susu, bisa juga kekuningan, tidak
menyebabkan gatal, serta tidak berbau busuk. Keputihan yang tidak normal/Keputihan patologi dapat beresiko infeksi pada kehamilan, dengan ciri-ciri cairan keputihan tersebut berbau, berwarna hijau, kuning atau putih susu seperti keju , gatal bahkan terasa panas pada kulit daerah genital.
MENENTUKAN USIA KEHAMILAN
1. Mempergunakan rumus Naegle.
Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.
Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan Tahun ditambah 1 (satu).
a. Contohnya, haid hari pertama tanggal 11 april 2000, maka penghitungan perkiraan kelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -3= 1, dan Tahun 2000+1 = 2001, sehingga dugaan persalinan adalah 18 Januari 2001.
b. Seorang ibu hamil memiliki HPHT 15-9-2005 dan diperiksa pada 27-11-2005. Maka umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL) adalah:
15-09-2005 = 2 minggu 1hari
31-10-2005 = 4 minggu 3 hari
27-11-2005 = 3 minggu 6 hari
Jumlah 9 minggu 10 hari
Berarti usia kehamilan : 10 minggu 3 hari
Jadi umur kehamilan saat diperiksa adalah 10 minggu 3 hari atau 10 minggu genap.
Cara menghitungnya:
1 minggu terdiri atas 7 hari.
Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.
Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan Tahun ditambah 1 (satu).
a. Contohnya, haid hari pertama tanggal 11 april 2000, maka penghitungan perkiraan kelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -3= 1, dan Tahun 2000+1 = 2001, sehingga dugaan persalinan adalah 18 Januari 2001.
b. Seorang ibu hamil memiliki HPHT 15-9-2005 dan diperiksa pada 27-11-2005. Maka umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL) adalah:
15-09-2005 = 2 minggu 1hari
31-10-2005 = 4 minggu 3 hari
27-11-2005 = 3 minggu 6 hari
Jumlah 9 minggu 10 hari
Berarti usia kehamilan : 10 minggu 3 hari
Jadi umur kehamilan saat diperiksa adalah 10 minggu 3 hari atau 10 minggu genap.
Cara menghitungnya:
1 minggu terdiri atas 7 hari.
a.
Tanggal 15-09-2005, berarti hari ke-15. Ini sama dengan
2 x 7 hari = 14 hari + 1 hari (2 minggu lebih 1 hari)
b.
Bulan Oktober (bulan 10) terdiri atas 31 hari. Ini
berarti 4 x 7 hari = 28 hari + 3 hari atau sama dengan 4 minggu lebih 3 hari
1.
tanggal 27-11-2005 berarti hari ke-27 sama dengan 3 x 7
hari = 21 hari + 6 hari (3 minggu lebih 6 hari). Sementara HPL dihitung dengan
rumus Naegel = Hari + 7, Bulan ¬ 3 = 15 + 7, 9 ¬ 3 jadi HPL = 22-06-2005
Bila mempunyai kalender obstetrik maka usia kehamilan dan HPL dapat dilihat di tabel kalender tersebut.
2. Gerakan pertama fetus.
Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur hamil 16 minggu. maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan.
3. Perkiraan tingginya fundus uteri.
a. Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus, atau prosesus xipoideus. Cara tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.
Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan
1/3 di atas simfisis = 12 minggu
½ simfisis-pusat = 16 minggu
2/3 di atas simfisis = 20 minggu
Setinggi pusat = 22 minggu
1/3 di atas pusat = 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu
Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu
Perbedaan Usia Kehamilan 8 bulan dengan 10 bulan
8 Bulan hamil
Perut lebih kecil
Epigastrium tegang
Pusat datar
Kepala teraba kecil
Kepala belum masuk PAP
10 bulan hamil
Perut besar
Epigastrium lembek, karena kepala janin masuk PAP
Pusat menonjol
Kepala besar.
Kepala telah masuk PAP
Ketidak akuratan metode ini :
Bila mempunyai kalender obstetrik maka usia kehamilan dan HPL dapat dilihat di tabel kalender tersebut.
2. Gerakan pertama fetus.
Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur hamil 16 minggu. maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan.
3. Perkiraan tingginya fundus uteri.
a. Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus, atau prosesus xipoideus. Cara tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.
Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan
1/3 di atas simfisis = 12 minggu
½ simfisis-pusat = 16 minggu
2/3 di atas simfisis = 20 minggu
Setinggi pusat = 22 minggu
1/3 di atas pusat = 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu
Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu
Perbedaan Usia Kehamilan 8 bulan dengan 10 bulan
8 Bulan hamil
Perut lebih kecil
Epigastrium tegang
Pusat datar
Kepala teraba kecil
Kepala belum masuk PAP
10 bulan hamil
Perut besar
Epigastrium lembek, karena kepala janin masuk PAP
Pusat menonjol
Kepala besar.
Kepala telah masuk PAP
Ketidak akuratan metode ini :
1.
Wanita bervariasi pada jarak simfisis pubis ke prosesus
xifoid, lokasi umbilikus diantara 2 titik (imajiner) ini.
2.
Lebar jari pemeriksa bervariasi antara yang gemuk dan
yang kurus.
Keuntungan :
1. Digunakan jika tidak ada Caliper atau pita pengukur.
2. Jari cukup akurat untuk menentukan perbedaan yang jelas antara perkiraan umur kehamilan dengan tanggal dan dengan temuan hasil pemeriksaan dan untuk mengindikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan ketidak sesuaian dan sebab kelainan tersebut.
b. Metode ini menggunakan alat ukur Caliper.
Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak
ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu .
Keuntungan :
Lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama dalam mengukur TFU setelah 22-24 minggu kehamilan (dibuktikan oleh studi yang dilakukan Engstrom, Mc.Farlin dan Sitller)
Kerugian :
Jarang digunakan karena lebih sulit, lebih mahal, kurang praktis dibawa, lebih susah dibaca, lebih susah digunakan dibandingkan pita pengukur
c. Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.
Keuntungan :
Lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya, mudah
digunakan dan Cukup akurat
Kerugian :
Kurang akurat dibandingkan caliper
d. Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya berbeda. Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.
Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika sebagai berikut ;
a. Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
b. Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
Keuntungan :
Cukup akurat
Kerugian :
Rumit, tidak praktis
4.Ultrasonografi
a. Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada awal kehamilan 51/2 minggu dan detak jantung janin biasanya terobsevasi jelas dalam usia 7 minggu.
b. Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat dengan mengunakan ukuran tubuh fetus—sehingga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan.
Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3 cara:
1. Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (GS= Gestational Sac) untuk kehamilan 6-12 minggu.
2. Dengan mengukur jarak kepala bokong (GRI= Grown rump Length) untuk umur kehamilan 7-14 minggu.
3. Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan lebih dari 12 minggu.
1. Digunakan jika tidak ada Caliper atau pita pengukur.
2. Jari cukup akurat untuk menentukan perbedaan yang jelas antara perkiraan umur kehamilan dengan tanggal dan dengan temuan hasil pemeriksaan dan untuk mengindikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan ketidak sesuaian dan sebab kelainan tersebut.
b. Metode ini menggunakan alat ukur Caliper.
Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak
ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu .
Keuntungan :
Lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama dalam mengukur TFU setelah 22-24 minggu kehamilan (dibuktikan oleh studi yang dilakukan Engstrom, Mc.Farlin dan Sitller)
Kerugian :
Jarang digunakan karena lebih sulit, lebih mahal, kurang praktis dibawa, lebih susah dibaca, lebih susah digunakan dibandingkan pita pengukur
c. Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.
Keuntungan :
Lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya, mudah
digunakan dan Cukup akurat
Kerugian :
Kurang akurat dibandingkan caliper
d. Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya berbeda. Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.
Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika sebagai berikut ;
a. Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
b. Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
Keuntungan :
Cukup akurat
Kerugian :
Rumit, tidak praktis
4.Ultrasonografi
a. Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada awal kehamilan 51/2 minggu dan detak jantung janin biasanya terobsevasi jelas dalam usia 7 minggu.
b. Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat dengan mengunakan ukuran tubuh fetus—sehingga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan.
Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3 cara:
1. Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (GS= Gestational Sac) untuk kehamilan 6-12 minggu.
2. Dengan mengukur jarak kepala bokong (GRI= Grown rump Length) untuk umur kehamilan 7-14 minggu.
3. Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan lebih dari 12 minggu.
PREMATUR
Apakah persalinan prematur itu?
Persalinan
dimulai dengan kontraksi uterus (rahim) yang teratur. Serviks (leher
rahim) menipis dan membuka (dilatasi) sehingga bayi dapat memasuki jalan
lahir. Tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan dimulainya
persalinan. Hormon yang dihasilkan oleh plasenta, ibu, dan janin
berperan. Perubahan dalam rahim, yang mungkin disebabkan oleh
hormon-hormon ini, dapat menyebabkan mulainya persalinan.
Ada
banyak penyebab persalinan prematur. Namun, dalam sebagian besar kasus
persalinan prematur, penyebab pastinya tidak diketahui.
Mengapa harus khawatir?
Kelahiran
prematur merupakan penyebab sebagian besar kematian bayi baru lahir.
Pertumbuhan dan perkembangan pada bagian terakhir kehamilan merupakan
hal penting untuk kesehatan bayi. Semakin dini bayi lahir, semakin besar
kemungkinan ia akan memiliki masalah kesehatan.
Bayi
kurang bulan (juga disebut bayi prematur) cenderung tumbuh lebih lambat
dari bayi cukup bulan. Mereka juga mungkin mengalami masalah dengan
mata, telinga, pernafasan, dan sistem saraf. Masalah dalam belajar dan
perilaku lebih sering terjadi pada anak-anak yang dulunya bayi prematur.
Tanda-tanda persalinan prematur
Jika
persalinan prematur ditemukan cukup dini, persalinan dapat dicegah atau
ditunda dalam beberapa kasus. Hal ini akan memberikan bayi Anda waktu
ekstra untuk tumbuh dan matang. Bahkan lebih beberapa hari dapat berarti
bayi yang lebih sehat. Kadang-kadang
tanda-tanda bahwa persalinan prematur akan berlangsung cukup mudah
untuk dideteksi. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, jangan
menunggu. Hubungi dokter Anda atau pergi ke rumah sakit. Tanda-tanda
peringatan persalinan prematur adalah sebagai berikut:
· Perubahan jenis cairan vagina (encer, berlendir, atau berdarah)
· Bertambahnya jumlah cairan vagina yang keluar
· Tekanan pada panggul atau perut bagian bawah
· Nyeri punggung bawah yang konstan dan tumpul
· Kram perut ringan, dengan atau tanpa diare
· Kontraksi atau rahim terasa kencang yang teratur atau sering, seringkali tidak nyeri
· Selaput ketuban pecah (cairan ketuban menyembur, atau kadang-kadang bahkan berupa tetesan).
Diagnosis persalinan prematur
Mengalami
kontraksi Braxton Hicks, kadang disebut persalinan palsu, merupakan hal
yang umum terjadi selama trimester terakhir kehamilan. Kontraksi ini
mungkin akan terasa nyeri dan teratur, tetapi biasanya hilang dalam
waktu satu jam atau lebih dengan istirahat. Jika Anda mengalami
kontraksi yang terjadi 4 kali setiap 20 menit atau jika Anda mengalamii
kontraksi 8 kali dalam satu jam yang berlangsung selama lebih dari satu
jam, hubungi dokter Anda segera.
Persalinan prematur hanya dapat didiagnosis dengan menemukan adanya perubahan pada serviks ketika Anda mengalami kontraksi teratur. Hal ini berarti dokter Anda harus memeriksa Anda. Untuk membantu mendiagnosis persalinan prematur dokter Anda mungkin menggunakan tes berikut:
Persalinan prematur hanya dapat didiagnosis dengan menemukan adanya perubahan pada serviks ketika Anda mengalami kontraksi teratur. Hal ini berarti dokter Anda harus memeriksa Anda. Untuk membantu mendiagnosis persalinan prematur dokter Anda mungkin menggunakan tes berikut:
· Pemantauan janin. Tes ini digunakan untuk merekam detak jantung janin dan kontraksi rahim Anda.
· USG.
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengukur panjang serviks dan
memperkirakan ukuran, umur, dan posisi janin. Anda mungkin akan dipantau
untuk beberapa waktu kemudian diperiksa lagi untuk melihat apakah
terdapat perubahan pada leher rahim Anda.
· Fibronektin janin. Tes ini digunakan untuk mengukur jumlah protein tertentu yang membantu memprediksi resiko kelahiran prematur.
Anda juga mungkin menjalani pemeriksaan panggul dan tes untuk mencari infeksi pada vagina atau leher rahim.
Perempuan yang berisiko
Persalinan
prematur dapat terjadi tiba-tiba. Beberapa perempuan beresiko lebih
besar untuk mengalami persalinan prematur dibandingkan yang lain.
Perempuan yang tidak menjalani perawatan prenatal atau hanya sedikit
menjalani perawatan prenatal dan mereka yang sebelumnya pernah mengalami
persalinan prematur beresiko lebih tinggi.
Sejumlah faktor lainnya juga terkait dengan persalinan prematur. Misalnya, terlalu banyak cairan ketuban dalam kantung yang menyelimuti bayi merupakan salah satu faktor resiko. Adanya masalah pada plasenta atau cacat lahir tertentu juga meningkatkan resiko. Faktor kesehatan tertentu juga mungkin berkaitan dengan peningkatan resiko untuk lahir prematur:
Sejumlah faktor lainnya juga terkait dengan persalinan prematur. Misalnya, terlalu banyak cairan ketuban dalam kantung yang menyelimuti bayi merupakan salah satu faktor resiko. Adanya masalah pada plasenta atau cacat lahir tertentu juga meningkatkan resiko. Faktor kesehatan tertentu juga mungkin berkaitan dengan peningkatan resiko untuk lahir prematur:
· Serviks yang pendek yang diukur dengan ultrasonografi
· Peningkatan jumlah dari protein fibronektin janin pada cairan vagina
Faktor resiko persalinan prematur
Apakah Anda:
· Mengalami tanda-tanda peringatan persalinan prematur.
· Pernah mengalami persalinan prematur selama kehamilan ini
· Mengalami persalinan prematur atau kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya.
· Merokok atau menggunakan kokain.
· Hamil kembar.
· Memiliki serviks abnormal (karena operasi, misalnya).
· Memiliki rahim yang abnormal.
· Telah menjalani operasi perut selama kehamilan ini.
· Mengalami infeksi saat hamil.
· Mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga kehamilan anda.
· Memiliki berat badan kurang.
· Memiliki
ibu atau nenek yang meminum obat des (dietilstilbestrol, obat yang
diberikan kepada wanita hamil pada tahun 1950-an dan 1960-an).
· Menjalani sedikit atau tidak ada perawatan kehamilan.
· Memiliki anak dengan kelainan kromosom.
Jika
Anda memiliki salah satu faktor di atas, Anda mungkin beresiko
mengalami persalinan prematur. Meskipun telah banyak diketahui tentang
faktor-faktor resiko tersebut, masih banyak yang harus dipelajari
tentang persalinan prematur. Setengah dari para wanita yang mengalami
persalinan prematur tidak memiliki faktor resiko yang diketahui.
Jika
Anda beresiko mengalami persalinan prematur atau kelahiran prematur,
Anda akan disarankan untuk mengambil langkah-langkah tertentu untuk
membantu mencegah kelahiran prematur. Langkah-langkah tersebut meliputi:
· Mengubah gaya hidup Anda
· Menemui dokter Anda lebih sering
· Belajar bagaimana cara mengecek kontraksi
Jika
Anda beresiko mengalami persalinan prematur, pastikan Anda mendapatkan
perawatan kehamilan sejak dini. Anda mungkin perlu menemui dokter Anda
lebih sering untuk pemeriksaan dan tes. Merokok dan menggunakan
obat-obatan terlarang tertentu, seperti kokain, meningkatkan resiko
kelahiran prematur. Perempuan yang pernah mengalami kelahiran prematur
sebelumnya dapat diberikan progesteron, suatu hormon untuk membantu
mencegah terjadinya kelahiran prematur.
Pada
banyak kasus, perempuan dengan resiko persalinan prematur tidak perlu
mengambil cuti dari pekerjaan mereka. Namun, Anda mungkin disarankan
untuk menghindari mengangkat barang berat atau tugas berat dan
melelahkan lainnya selama kehamilan. Jika
Anda mengambil kelas persiapan melahirkan, sampaikan kepada guru Anda
bahwa Anda beresiko untuk persalinan prematur. Ia mungkin menyarankan
Anda untuk melewati latihan tertentu. Perempuan beresiko juga mungkin
disarankan untuk mengurangi berpergian. Tanyakan kepada dokter Anda
tentang hal ini dan yang Anda mungkin harus ubah dalam rutinitas harian
Anda.
Jika
Anda memiliki riwayat persalinan prematur atau mengalami tanda-tanda
persalinan prematur, Anda mungkin bertanya-tanya tentang berhubungan
seks selama kehamilan. Banyak perempuan khawatir bahwa kontraksi rahim
yang seringkali timbul setelah seks dan orgasme akan mengakibatkan
persalinan prematur. Meskipun dalam kebanyakan kasus kontraksi berhenti,
kekhawatiran seperti ini wajar dan benar yang harus dibicarakan dengan
baik pasangan maupun dokter Anda. Anda mungkin disarankan untuk
membatasi aktivitas seksual atau untuk memantau sendiri adanya kontraksi
setelah berhubungan seks.
Pemantauan Kontraksi
Setelah
sekitar 20 minggu kehamilan, Anda mungkin diminta untuk memantau
sendiri tanda-tanda aktivitas rahim atau rasa kencang pada rahim. Untuk
memantau diri Anda, berbaringlah menghadap salah satu sisi dan dengan
lembut rasakan seluruh permukaan perut bagian bawah dengan ujung jari
Anda. Anda akan merasakan adanya pengencangan di atas permukaan rahim
Anda. Pada sebagian besar kasus, perasaan kencang seperti ini tidak
nyeri.
Jika
Anda merasakan adanya kontraksi, terus pantau selama satu jam. Catat
kapan setiap kontraksi dimulai dan berakhir dan jumlah total yang
terjadi dalam 1 jam. Merasakan aktivitas rahim sebelum 37 minggu
kehamilan merupakan hal normal. Jika kontraksi terjadi 4 kali setiap 20
menit atau Anda memiliki 8 kontraksi dalam satu jam, Anda perlu
menghubungi dokter Anda segera. Anda mungkin dalam kondisi persalinan
prematur. Anda harus menghubungi dokter atau perawat Anda setiap kali
Anda mengalami 8 atau lebih kontraksi per jam, kecuali ia menyarankan
lain.
Penanganan
Terkadang
kontraksi dapat dihentikan selama paling sedikit 48 jam. Pada saat
lain, bayi harus dilahirkan. Dokter Anda akan mencoba menghentikan
persalinan jika:
· terdeteksi cukup dini
· Anda dan bayi Anda tidak dalam bahaya akibat infeksi, pendarahan, atau komplikasi lain
Anda mungkin akan diberikan obat yang disebut tokolitik yang menghentikan kontraksi.
Seperti
semua obat-obatan, tokolitik dapat memiliki efek samping. Bicarakan
dengan dokter Anda tentang kemungkinan efek samping yang dapat
disebabkan obat tersebut.
jika sepertinya Anda mungkin melahirkan lebih awal, Anda akan diberi obat yang disebut kortikosteroid. Zat ini melintasi plasenta dan membantu paru-paru bayi agar matang dan meningkatkan peluang hidup bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kortikosteroid paling besar kemungkinannya dapat membantu bayi Anda ketika diberikan antara 24 dan 34 minggu kehamilan.
jika sepertinya Anda mungkin melahirkan lebih awal, Anda akan diberi obat yang disebut kortikosteroid. Zat ini melintasi plasenta dan membantu paru-paru bayi agar matang dan meningkatkan peluang hidup bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kortikosteroid paling besar kemungkinannya dapat membantu bayi Anda ketika diberikan antara 24 dan 34 minggu kehamilan.
Anda
mungkin dapat pulang ke rumah jika Anda tidak benar-benar dalam
persalinan prematur atau jika persalinan dihentikan, atau Anda mungkin
harus tinggal di rumah sakit untuk sementara waktu. Hal ini tergantung
pada hasil pemeriksaan dokter. Jika
Anda mengalami persalinan prematur, dokter mungkin menyarankan
pembatasan aktivitas. Jenis pembatasan tersebut dapat bervariasi.
Kelahiran prematur
Kadang-kadang
persalinan prematur mungkin sudah terlalu jauh berlangsung untuk dapat
dihentikan, atau mungkin terdapat pertimbangan bayi lebih baik
dilahirkan, bahkan ketika masih awal. Kondisi ini meliputi:
· Infeksi
· Tekanan darah tinggi
· Perdarahan
· Tanda-tanda bahwa janin mungkin mengalami masalah
Banyak
bayi prematur kecil dan rapuh. Bayi mungkin memerlukan perawatan medis
khusus untuk bernapas, makan, tetap hangat, dan untuk menangani masalah
kesehatan yang mungkin timbul. Anda atau bayi Anda mungkin akan
dipindahkan ke rumah sakit yang berbeda yang dapat menyediakan jenis
perawatan seperti ini. Perawatan yang bayi Anda butuhkan tergantung pada
seberapa dini ia lahir. Bayi prematur dapat memiliki cacat fisik dan
mental yang dapat bersifat jangka panjang, seperti masalah perut dan
masalah dengan pernapasan. Bayi yang lahir sebelum 32 minggu kehamilan
adalah yang paling mungkin memiliki masalah kesehatan.
Bayi
prematur mungkin tidak siap untuk hidup tanpa penunjang. Mereka mungkin
dirawat di unit perawatan intensif neonatus (NICU) selama
berminggu-minggu dan kadang berbulan-nulan. Bayi prematur seringkali
diletakkan dalam inkubator agar mereka tetap merasa hangat.
Mereka
dirawat oleh dokter dan perawat yang terlatih khusus. Saat ini, dengan
perawatan NICU khusus, bahkan bayi kecil yang lahir terlalu dini
memiliki peluang untuk bertahan hidup.
Langganan:
Postingan (Atom)